Langsung ke konten utama

Kenangan Bersama Buya M. Zain

Siapa yg tidak kenal dg buya M Zain, wlpn beliau mempunyai postur tubuh yg tidak terlalu tinggi ttp krn wibawa dan kharismatik yg beliau miliki menjadikan santri takut, segan dan tidak bisa utk berbuat macam2 selama beliau mengajar didalam kelas.
Buya M. Zain terkenal dg guru yg tegas dan disiplin. Diawal tahun pelajaran, beliau selalu membuat Komitmen Bersama dalam mengikuti pelajaran bersama beliau, diantaranya tidak boleh masuk setelah beliau memulai pelajaran, shg santri yg terlambat harus berdiri diluar selama beliau mengajar atau boleh masuk setelah pergantian jam pelajaran.
Penyampaian materi selama beliau mengajar disampaikan secara jelas, pelan dan tegas tanpa disisipi dengan gelak tawa spt ust2 yg lain. Krn kewibawaan beliau, wlpn apa yg disampaikan mengundang tawa, tp tetap saja santri menanggapi dg serius.
Diwaktu beliau mengampu pelajaran fiqh, yaitu bab munakahat suasana lokal berbeda dg biasanya, dimana masalah munakahat ini menjadi pelajaran yg sangat digemari oleh santri karena materi terkait dg masalah dewasa, shg suasana lokal jadi riuh, apalagi kalau penjelasannya disampaikan secara gamblang yg memicu gelak tawa penduduk lokal, lain halnya dg buya. M. Zain susana lokal terasa sepi, tidak mungkin utk tertawa, krn beliau pernah mengatakan "jan galak kalian, iko kaji".
Hal yg serupa jg dialami diwaktu beliau menjadi pengawas ujian, wlpn tenang, duduk di depan tp peserta ujian pun tdk berani melanggar peraturan ujian spt bertanya, lihat ctt, dll.
Dari semua apa yg saya alami selama menjadi santri, diarasakan berbeda setelah sy menjadi mitra beliau sbg guru diMTI Pasia, saya mengatakan Buya M. Zain bukan sosok yang menakutkan seperti diungkapkan diatas, beliau org yg santai, tidak pendiam dan juga humoris.
Diwaktu saya diangkat menjadi guru di tarbiyah pasia, karena baru kemaren saya berhadapan dg buya M. Zain dg status sbg santri, sekarang saya harus satu kantor, bahkan duduk berdekatan meja.
Rasa gugup, takut dan gelisah pun menghantui saya, karena saya menilai buya M. Zain berbeda dg ust2 yg lain. Tp nyatanya, apa yg saya kira bertolak belakang dg realita, duduk didedakat buya M. Zain itu asyik, beliau tdk segalak yg saya lihat dlm kelas, bahkan tergolong humoris.
Pernah pada suatu pagi, sebelum masuk lokal saya sdg membahas kitab ibnu aqil, tepatnya masalah pembagian tanwin. Utk memecah suasana pagi, beliau menanyakan kpd saya contoh tanwin taranum, shg saya menyampaikan sebuah syair:

ﺃَﻗِﻠِّﻲ ﺍﻟﻠَّﻮْﻡَ ﻋَﺎﺫِﻝَ ﻭَﺍﻟْﻌِﺘَﺎﺑَﻦْ # ﻭَﻗُﻮْﻟِﻲ ﺇِﻥْ ﺃَﺻَﺒْﺖُ ﻟَﻘَﺪْ ﺃَﺻَﺎﺑَﻦْ
Setelah saya baca, beliau menimpali kata saya, sambungannya bukan itu.. Lho, dlm kitab itu ust..
Beliau membaca syairnya:
Aqillilau ma'azila wal i'taban, kama sen gau lah lamo aden manantian..
Ooooo, bukan saya salah, tp beliau lagi bercanda..
‌Disini kita lihat, betapa pintarnya beliau menyesuaikan situasi, kapan waktunya serius dan kapan pula harus bercanda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembayaran Zakat Fitrah Ditengah Pandemi Covid 19

PEMBAYARAN ZAKAT FITRAH DITENGAH PANDEMI COVID 19 Oleh : GURHANAWAN. SH.M.Si Suasana Ramadhan tahun ini berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, dimana pada Ramadhan tahun 1441 H (2020 M) kita tengah dicoba dengan wabah penyakit yang menakutkan yang dikenal dengan Virus Corona (Covid 19 ). Dari wabah tersebut, berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona seperti Physical Distancing (menjaga jarak), karantina daerah, dan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ). Inti dari kebijakan ini, pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga jarak, menjauhi kerumunan masa, dan selalu dirumah saja. Konsekuensi dari kebijakan ini, masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa sehingga terjadilah kemerosotan dalam masalah ekonomi, para pedagang tidak bisa lagi berjualan karena sebagian pasar ada yang ditutup, driver ojek online sulit untuk mendapatkan orderan, pekerja harian tidak mendapatkan pekerjaan, bahkan ...