Virus Corona Merenggut Kemeriahan Ramadhan
Oleh : GURHANAWAN.SH.M.Si
Kehadiran ramadhan tahun ini dirasakan berbeda dengan ramadhan – ramadhan sebelumnya, biasanya sebelum masuk bulan ramadhan masyarakat melakukan berbagai kegiatan baik berbentuk tradisi maupun kegiatan keagamaan. Dua minggu sebelum ramadhan diadakan acara nisfu sya’ban, masyarakat bersama - sama hadir di masjid, surau atau langgar untuk memeriahkan malam nisfu sya’ban dengan mengadakan acara keagaamaan seperti membaca al-qur’an, zikir dan ceramah agama, dll, hal ini membawa pesan bahwa dua minggu lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
Satu minggu sebelum ramadhan ada tradisi nyekar di jawa, dimana para keluarga datang berziarah kemakam orang tua mereka, sehingga kita melihat pemakaman pada penuh dengan pengunjung, kembang – kembang bertaburan di pemakaman ditambah dengan air mawar yang semerbak dan wangi, tradisi ini juga berlaku didaerah lain dengan sebutan ziarah kubur, atau lainnya. Begitu juga dengan orang minang di Sumatera Barat, dalam rangka menyambut bulan ramadhan ada tradisi yang dikenal dengan istilah “mandoa”. Dalam acara mandoa itu, berkumpul semua anggota keluarga atau anggota kelompok dengan menghadirkan satu atau beberapa orang ulama untuk membacakan doa, dan akhirnya ditutup dengan acara makan bersama. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh organisasi atau kelompok masyarakat, bisa juga arisan pasukuan, dimana sebelum ramadhan mereka mengadakan pertemuan rutin, karena selama ramadhan tidak akan diadakan pertemuan maka ditutup dengan acara “mandoa” dan sekaligus bermaaf – maafan dalam rangka menyambut bulan ramadhan.
Banyak lagi kegiatan – kegiatan sesuai dengan adat dan tradisi penduduk setempat, yang intinya adalah refleksi dari kebahagian dan kesenangan dan mensucikan hati dengan saling bermaaf maafan karena akan memasuki bulan yang mulia. Siapa yang tidak akan gembira dengan masuknya bulan ramadhan, karena pada bulan ini amalan dilipat gandakan, taubat diterima dan doa diijabah atau bulan yang penuh dengan keberkahan. Hal ini digambarkan oleh hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatka oleh Ahmad dalam al Musnad yang berbunyi:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya. Pintu – pintu surga dibuka padanya, pintu – pintu Jahim (neraka) ditutup, setan – setan dibelenggu. Didalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari 1000 bulan, siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh dia terhalangi”
Bukti kegembiraan bertemu dengan bulan ramadhan ini, ulama – ulama salaf (terdahulu) enam bulan sebelum ramadhan datang telah memanjatkan doa kepada Allah supaya bertemu dengan dengan bulan ramadhan yang mana isi doanya sbb:
اللّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلىَ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُقَبَّلاً
"Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan ramadhan, sampaikan bulan ramadhan kepada kami, dan terimalah amalan – amalan kami”
Kegembiraan dengan kedatangan bulan Ramadhan ini tidak akan pernah luntur dihati setiap muslim, karena orang yang berakal, beriman dan bertaqwa menyadari tentang keutamaan – keutamaan yang terdapat pada bulan bulan ramadhan yang tidak akan ditemukan pada bulan – bulan yang lain.
Pada ramadhan tahun 1441 H (2020 M) berbagai kegiatan yang disebutkan diatas tidak pernah kita lihat dipenjuru negri ini, suasana terasa sepi dan hambar, kemeriahan penyambutan bulan ramadhan jauh dari harapan, orang tidak mau berkumpul dalam acara nisfu sya’ban, tidak terlihat orang yang berdesak – desakan waktu berziarah dipemakan, jangankan untuk berkumpul pada acara doa dan shalawatan, bersalaman dan berjabat tangan pun orang pada enggan untuk melakukan.
Apakah orang tidak lagi bergembira dengan masuknya bulan ramadhan? Jawabannya tentu, hati ini masih ingin untuk melakukan semua itu, tapi harus bagaimana kondisi negri ini yang dilanda dengan sebuah wabah dan bencana yang bernama Corona memaksa kita untuk tidak melakukannya.
Dalam tulisan ini, penulis memilih kata “merenggut” bukan mengambil atau menghilangkan, karena merenggut mengandung makna mengambil sesuatu dengan cara paksa sementara pemilik dalam keadaan sadar dan sedikitpun dia tidak akan menyukainya. Karena Corona kita tidak bisa lagi berkunjung kepada sanak keluarga, kita tidak bisa lagi mengadakan acara pertemuan denga tujuan mempererat silaturrahmi bahkan Corona melarang kita untuk melakukan ibadah bersama baik ibadah wajib maupun sunnat.
Sejak wabah Corona terjangkit di negri ini, masjid – masjid terpaksa ditutup, tidak ada lagi sholat jumat dan jamaah, bahkan dibulan yang penuh ni’mat dan berkah ini, tidak ada lagi sholat tarwih, witir, ceramah agama, tadarus, zikir dan amalan – amalan lainnya dilakukan di masjid, tetapi semua harus dilakukan dirumah secara sendiri – sendiri.
Masih segar dalam pikiran kita, bagaimana suasana kemeriahan ramdhan pada tahun sebelumnya, masjid dan musholla membludak dengan jemaah, orang berlomba – lomba untuk berinfak, lantunan ayat – ayat alquran menghiasi malam – malam ramadhan, masjid – masjid mengadakan acara buka bersama, anak yatim pun mendapat perhatian khusus dari kaum muslimin, satu bulan itu kita hanyut dengan suasana penuh keakraban dan jiwa yang penuh dengan ketenangan. Sekarang suasana itu telah berubah, kemeriahan ramadhan itu tidak lagi kita rasakan.
Sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa, siapa yang tidak akan sedih melihat suasana yang seperti ini? Mungkinkah kebahagian seperti tahun – tahun sebelumnya bisa kita rebut kembali? Saya akan menjawab, tidak ada badai yang tidak berakhir, dibalik duka pasti ada berita gembira. Saat ini kita berada dibulan Ramadhan, dimana doa akan dijabah oleh Allah, mari kita sama – sama angkat tangan kita, hadapkan wajah dan qalbu kita kepada Allah, berharap dengan sepenuh hati semoga wabah corona ini segera berlalu. Pernyataan ini didukung oleh hadits nabi yang diriwayatka oleh Tirmizi yang berbunyi :
ﺛﻼﺙ ﻻ ﺗﺮﺩ ﺩﻋﻮﺗﻬﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻄﺮ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ
"Ada tiga doa yang tidak tertolak: (1) Doa pemimpin yang adil, (2) Doa orang yang puasa sampai dia berbuka, (3) Doa orang yang terzalimi.
Kehadiran wabah corona ini menghantui kehidupan kita, kita tidak tahu dimana dia berada tetapi kita selalu takut dan khawatir dia ada didekat kita. Dengan virus corona ini, lengkap sudahlah musibah yang kita terima sesuai dengan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 155-157:
وَلَنـَبْلُوَنَّكُمْ بـِشَيْءٍ مِنَ الخَوْفِ وَالجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَلأَنْفُسِ وَالَّثمَرَاتِ
وَبَشِّرِالصَّبِرِيْنَ (١٥٥) الَّذِيْنَ إِذَا أَصَبَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّالِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ ر’جِعُوْنَ
(١ه٦) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَتٌ مِّن رَّبِهِم وَرَحْمَةٌ وَلَئِكَ هُمُ المُهْـتَـدُونَ (١٥٧)
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita berita kepada orang – orang yang sabar, (yaitu) orang – orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Innalillahi wainna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang – orang yang dapat petunjuk.
Kita perlu menyadari, bahwa semua ini merupakan teguran Allah atas kesombongan, kecongkakan dan kezaliman kita selama ini. Kita jauh dari Allah, kita lupa membuka kitab Allah bahkan sebagian kita ada yang mengganggap enteng perintah Allah. Mungkin selama ini kita malas untuk melangkahkan kaki menju sholat berjamaah, kesibukan duniawi kita menjadikan penghalang untuk sholat jumat. Berawal dari semua itu, Allah datangkan bala dan musibah, sesuai dengan firmannya dalam Asy-sura ayat 30:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan musibah apapun yang menimpa kamu, adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan adalah Allah memaafkan banyak (dari kesalahanmu)"
Diwaktu masjid telah ditutup, sholat jumat dan jemaah ditiadakan sebagai umat muslim yang masih mempunyai nilai keimanan akan terbesit rasa rindu untuk melakukan sholat dimasjid. Dan tentunya berharap dan berdoa supaya kondisi normal kembali sehingga bisa melakukan ibadah dirumah Allah. Bahkan menurut hemat saya, supaya doa ini cepat terkabul, kita tidak saja berdoa kepada Allah supaya wabah corona ini cepat selesai tetapi kita harus berjanji kepada bahwa selesai wabah corona ini kita akan menjadi hamba – hamba Allah yang sholeh, akan memakmurkan masjid Allah dan akan mempererat ukhwah islamiyah, dan sebagainya. Kenapa harus demikian? Karena Allah berfirman dalam
1.surat Yunus ayat 12:
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali melalui (jalannya yang sesat) seolah – olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang - orang yang melampai batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
2. surat Arrum ayat 33 - 34
وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (٣٣) لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٤
۞ وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُۥ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُۥ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدْعُوٓا۟ إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ
Arti: Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.
Bukannkah apa yang disampaikan oleh Allah dalam 3 surat diatas terjadi pada saat ini? Setiap orang berdoa, baik waktu duduk, berdiri ataupun berbaring, tidak saja didunia nyata bahkan didunia maya segera musibah ini segera berakhir. Pada saat ini masjid ditutup, sekolah diliburkan, kegiatan keagamaan ditiadakan, orang disuruh untuk selalu berdiam dirumah demi menjaga dan menyelamatkan diri dari virus yang berbahaya ini. Mari kita berdoa dan berjanji dengan sepenuh hati, diiringi dengan taubat dan istigfar, supaya wabah virus corona ini segera selesai, kita akan kembali menikmati hidup ini secara normal dan kita akan meningkat ibadah kita kepada Allah. Semoga dibulan yang mulia ini, kita mendapatkan kabar gembira bahwa negara kita telah aman dari wabah corona sehingga kita bisa kembali mengisi dan memeriahkan bulan ramadhan dengan berbagai kegiatan seperti sholat tarwih, witir, tadarus, ta’lim dan sebagainya secara bersama – sama dimasjid tempat kita masing – masing dan pada hari raya idul fitri kita akan keluar bersama melakukan sholat idul fitri dan dilanjutkan dengan saling berkunjung kpeda sanak keluarga demi mempererat silaturrahmi.
Oleh : GURHANAWAN.SH.M.Si
Kehadiran ramadhan tahun ini dirasakan berbeda dengan ramadhan – ramadhan sebelumnya, biasanya sebelum masuk bulan ramadhan masyarakat melakukan berbagai kegiatan baik berbentuk tradisi maupun kegiatan keagamaan. Dua minggu sebelum ramadhan diadakan acara nisfu sya’ban, masyarakat bersama - sama hadir di masjid, surau atau langgar untuk memeriahkan malam nisfu sya’ban dengan mengadakan acara keagaamaan seperti membaca al-qur’an, zikir dan ceramah agama, dll, hal ini membawa pesan bahwa dua minggu lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
Satu minggu sebelum ramadhan ada tradisi nyekar di jawa, dimana para keluarga datang berziarah kemakam orang tua mereka, sehingga kita melihat pemakaman pada penuh dengan pengunjung, kembang – kembang bertaburan di pemakaman ditambah dengan air mawar yang semerbak dan wangi, tradisi ini juga berlaku didaerah lain dengan sebutan ziarah kubur, atau lainnya. Begitu juga dengan orang minang di Sumatera Barat, dalam rangka menyambut bulan ramadhan ada tradisi yang dikenal dengan istilah “mandoa”. Dalam acara mandoa itu, berkumpul semua anggota keluarga atau anggota kelompok dengan menghadirkan satu atau beberapa orang ulama untuk membacakan doa, dan akhirnya ditutup dengan acara makan bersama. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh organisasi atau kelompok masyarakat, bisa juga arisan pasukuan, dimana sebelum ramadhan mereka mengadakan pertemuan rutin, karena selama ramadhan tidak akan diadakan pertemuan maka ditutup dengan acara “mandoa” dan sekaligus bermaaf – maafan dalam rangka menyambut bulan ramadhan.
Banyak lagi kegiatan – kegiatan sesuai dengan adat dan tradisi penduduk setempat, yang intinya adalah refleksi dari kebahagian dan kesenangan dan mensucikan hati dengan saling bermaaf maafan karena akan memasuki bulan yang mulia. Siapa yang tidak akan gembira dengan masuknya bulan ramadhan, karena pada bulan ini amalan dilipat gandakan, taubat diterima dan doa diijabah atau bulan yang penuh dengan keberkahan. Hal ini digambarkan oleh hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatka oleh Ahmad dalam al Musnad yang berbunyi:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya. Pintu – pintu surga dibuka padanya, pintu – pintu Jahim (neraka) ditutup, setan – setan dibelenggu. Didalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari 1000 bulan, siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh dia terhalangi”
Bukti kegembiraan bertemu dengan bulan ramadhan ini, ulama – ulama salaf (terdahulu) enam bulan sebelum ramadhan datang telah memanjatkan doa kepada Allah supaya bertemu dengan dengan bulan ramadhan yang mana isi doanya sbb:
اللّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلىَ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُقَبَّلاً
"Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan ramadhan, sampaikan bulan ramadhan kepada kami, dan terimalah amalan – amalan kami”
Kegembiraan dengan kedatangan bulan Ramadhan ini tidak akan pernah luntur dihati setiap muslim, karena orang yang berakal, beriman dan bertaqwa menyadari tentang keutamaan – keutamaan yang terdapat pada bulan bulan ramadhan yang tidak akan ditemukan pada bulan – bulan yang lain.
Pada ramadhan tahun 1441 H (2020 M) berbagai kegiatan yang disebutkan diatas tidak pernah kita lihat dipenjuru negri ini, suasana terasa sepi dan hambar, kemeriahan penyambutan bulan ramadhan jauh dari harapan, orang tidak mau berkumpul dalam acara nisfu sya’ban, tidak terlihat orang yang berdesak – desakan waktu berziarah dipemakan, jangankan untuk berkumpul pada acara doa dan shalawatan, bersalaman dan berjabat tangan pun orang pada enggan untuk melakukan.
Apakah orang tidak lagi bergembira dengan masuknya bulan ramadhan? Jawabannya tentu, hati ini masih ingin untuk melakukan semua itu, tapi harus bagaimana kondisi negri ini yang dilanda dengan sebuah wabah dan bencana yang bernama Corona memaksa kita untuk tidak melakukannya.
Dalam tulisan ini, penulis memilih kata “merenggut” bukan mengambil atau menghilangkan, karena merenggut mengandung makna mengambil sesuatu dengan cara paksa sementara pemilik dalam keadaan sadar dan sedikitpun dia tidak akan menyukainya. Karena Corona kita tidak bisa lagi berkunjung kepada sanak keluarga, kita tidak bisa lagi mengadakan acara pertemuan denga tujuan mempererat silaturrahmi bahkan Corona melarang kita untuk melakukan ibadah bersama baik ibadah wajib maupun sunnat.
Sejak wabah Corona terjangkit di negri ini, masjid – masjid terpaksa ditutup, tidak ada lagi sholat jumat dan jamaah, bahkan dibulan yang penuh ni’mat dan berkah ini, tidak ada lagi sholat tarwih, witir, ceramah agama, tadarus, zikir dan amalan – amalan lainnya dilakukan di masjid, tetapi semua harus dilakukan dirumah secara sendiri – sendiri.
Masih segar dalam pikiran kita, bagaimana suasana kemeriahan ramdhan pada tahun sebelumnya, masjid dan musholla membludak dengan jemaah, orang berlomba – lomba untuk berinfak, lantunan ayat – ayat alquran menghiasi malam – malam ramadhan, masjid – masjid mengadakan acara buka bersama, anak yatim pun mendapat perhatian khusus dari kaum muslimin, satu bulan itu kita hanyut dengan suasana penuh keakraban dan jiwa yang penuh dengan ketenangan. Sekarang suasana itu telah berubah, kemeriahan ramadhan itu tidak lagi kita rasakan.
Sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa, siapa yang tidak akan sedih melihat suasana yang seperti ini? Mungkinkah kebahagian seperti tahun – tahun sebelumnya bisa kita rebut kembali? Saya akan menjawab, tidak ada badai yang tidak berakhir, dibalik duka pasti ada berita gembira. Saat ini kita berada dibulan Ramadhan, dimana doa akan dijabah oleh Allah, mari kita sama – sama angkat tangan kita, hadapkan wajah dan qalbu kita kepada Allah, berharap dengan sepenuh hati semoga wabah corona ini segera berlalu. Pernyataan ini didukung oleh hadits nabi yang diriwayatka oleh Tirmizi yang berbunyi :
ﺛﻼﺙ ﻻ ﺗﺮﺩ ﺩﻋﻮﺗﻬﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻄﺮ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ
"Ada tiga doa yang tidak tertolak: (1) Doa pemimpin yang adil, (2) Doa orang yang puasa sampai dia berbuka, (3) Doa orang yang terzalimi.
Kehadiran wabah corona ini menghantui kehidupan kita, kita tidak tahu dimana dia berada tetapi kita selalu takut dan khawatir dia ada didekat kita. Dengan virus corona ini, lengkap sudahlah musibah yang kita terima sesuai dengan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 155-157:
وَلَنـَبْلُوَنَّكُمْ بـِشَيْءٍ مِنَ الخَوْفِ وَالجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَلأَنْفُسِ وَالَّثمَرَاتِ
وَبَشِّرِالصَّبِرِيْنَ (١٥٥) الَّذِيْنَ إِذَا أَصَبَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّالِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ ر’جِعُوْنَ
(١ه٦) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَتٌ مِّن رَّبِهِم وَرَحْمَةٌ وَلَئِكَ هُمُ المُهْـتَـدُونَ (١٥٧)
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita berita kepada orang – orang yang sabar, (yaitu) orang – orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Innalillahi wainna ilaihi rajiun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang – orang yang dapat petunjuk.
Kita perlu menyadari, bahwa semua ini merupakan teguran Allah atas kesombongan, kecongkakan dan kezaliman kita selama ini. Kita jauh dari Allah, kita lupa membuka kitab Allah bahkan sebagian kita ada yang mengganggap enteng perintah Allah. Mungkin selama ini kita malas untuk melangkahkan kaki menju sholat berjamaah, kesibukan duniawi kita menjadikan penghalang untuk sholat jumat. Berawal dari semua itu, Allah datangkan bala dan musibah, sesuai dengan firmannya dalam Asy-sura ayat 30:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan musibah apapun yang menimpa kamu, adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan adalah Allah memaafkan banyak (dari kesalahanmu)"
Diwaktu masjid telah ditutup, sholat jumat dan jemaah ditiadakan sebagai umat muslim yang masih mempunyai nilai keimanan akan terbesit rasa rindu untuk melakukan sholat dimasjid. Dan tentunya berharap dan berdoa supaya kondisi normal kembali sehingga bisa melakukan ibadah dirumah Allah. Bahkan menurut hemat saya, supaya doa ini cepat terkabul, kita tidak saja berdoa kepada Allah supaya wabah corona ini cepat selesai tetapi kita harus berjanji kepada bahwa selesai wabah corona ini kita akan menjadi hamba – hamba Allah yang sholeh, akan memakmurkan masjid Allah dan akan mempererat ukhwah islamiyah, dan sebagainya. Kenapa harus demikian? Karena Allah berfirman dalam
1.surat Yunus ayat 12:
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali melalui (jalannya yang sesat) seolah – olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang - orang yang melampai batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
2. surat Arrum ayat 33 - 34
وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (٣٣) لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٤
- Dan apabila manusia ditimpa oleh suatu bahaya mereka menyeru Tuhannya dengan kembali (bertobat) kepada-Nya kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Tuhannya
- Biarkan mereka mengingkari rahmat yang telah Kami berikan. Dan bersenang-senanglah kamu, maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu).
۞ وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُۥ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُۥ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدْعُوٓا۟ إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ
Arti: Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.
Bukannkah apa yang disampaikan oleh Allah dalam 3 surat diatas terjadi pada saat ini? Setiap orang berdoa, baik waktu duduk, berdiri ataupun berbaring, tidak saja didunia nyata bahkan didunia maya segera musibah ini segera berakhir. Pada saat ini masjid ditutup, sekolah diliburkan, kegiatan keagamaan ditiadakan, orang disuruh untuk selalu berdiam dirumah demi menjaga dan menyelamatkan diri dari virus yang berbahaya ini. Mari kita berdoa dan berjanji dengan sepenuh hati, diiringi dengan taubat dan istigfar, supaya wabah virus corona ini segera selesai, kita akan kembali menikmati hidup ini secara normal dan kita akan meningkat ibadah kita kepada Allah. Semoga dibulan yang mulia ini, kita mendapatkan kabar gembira bahwa negara kita telah aman dari wabah corona sehingga kita bisa kembali mengisi dan memeriahkan bulan ramadhan dengan berbagai kegiatan seperti sholat tarwih, witir, tadarus, ta’lim dan sebagainya secara bersama – sama dimasjid tempat kita masing – masing dan pada hari raya idul fitri kita akan keluar bersama melakukan sholat idul fitri dan dilanjutkan dengan saling berkunjung kpeda sanak keluarga demi mempererat silaturrahmi.
Komentar
Posting Komentar